Pejuang Mimpi II

by 02.44 0 komentar

I.                    MONSTER
Ini kali kedua kami bercerita tentang impian kami. Namun kali ini bukan tentang semangat kami yang menggebu. Kali ini kami akan bercerita tentang ‘Monster’. Monster ini pada awalnya berbentuk persegi empat atau lingkaran, namun sekarang monster ini hanya berwujud deretan angka, berwarna hitam, berekor 0 dan berkepala 1-9.

Kau tahu? Ia dengan congkaknya mencekal mimpi kami. Tanpa tau diri ia seringkali membuat kami ‘Tahu Diri’ . Tahu diri akan adanya ia dalam perjuangan meraih impian kami. Membuat kami berfikir untuk memendam dalam-dalam impian kami.

Ia bekerja layaknya hukum Archimedes, menghancurkan titik puncak dalam impian kami. Ia “mengurangi” impian kami, sebanyak ia memberikan deretan angkanya.  Menghancurkan fungsi kuadrat yang telah kami rancang untuk membuat titik puncak dalam parabola impian kami.

Ia memang tak sepenuhnya bersalah, ia hanya sebuah permainan. Permainan dari para petinggi. Dan petinggi juga tak sepenuhnya bersalah.Mereka  hanya ‘bermain’ dengan angka. Menjajal kemampuannya dalam hitungan, mengadakan permainan menakutkan bagi para pejuang seperti kami. Dan kami? Kami juga tak sepenuhnya benar. Kami hanya pejuang, tak akan dapat kami menuntut sesuatu yang telah berakar “Randu Alas”,kami tak punya hak untuk menuntut ‘sistem’ yang berlaku. Kami hanya pejuang yang bagaimana pun keadaannya, harus tetap berjuang.

Tapi, kami punya Satu, yang tak akan dikalahkan oleh apa pun. Kami punya Ia, yang dengan ke-Maha-aNya akan membuat segalanya menjadi bisa. Yang dengan ke-Maha-aNya telah menciptakan hukum aksi reaksi melalui newton.

Kau tahu apa artinya hukum aksi reaksi itu?
Aksi = Reaksi

Ya! Aksi luar biasa yang kami lakukan dalam perjuangan kami, akan menghasilkan Reaksi yang luar biasa dari semesta.

Semesta, melalui tangan-Nya akan membantu kami.  Udara yang kami hirup,bumi yang kami tempati, matahari , bulan,bintang, sel-sel dalam tubuh kami, segalanya, akan membantu kami.

Dan monster itu, tak akan berarti apa-apa lagi bagi kami.

Oriza utami

Love it. Live it

Freelance Writer

0 komentar:

Posting Komentar