AMBA, Sebuah Novel oleh : Laksmi Pamuntjak

by 07.26 0 komentar
Baru saja saya menyelesaikan lembaran terakhir dari novel ini, saya langsung tak sabar untuk memuntahkan kembali isi dari novel yang luar biasa ini.


Latar waktu novel ini terdiri dari dua jenis. Pertama saat jaman awal orde baru mulai bergerak dan yang kedua di awal-awal abad kedua puluh, saat reformasi telah terjadi. Novel ini dibuka dengan dua orang wanita yang mengaku sebagai istri dari seorang resi di Buru. Salah satu wanita itu bernama Amba, orang yang menjadi tokoh utama di novel ini. Amba sendiri adalah seorang anak dari keluarga sederhana di Kadipura, Jawa Tengah. Sejak kecil ia telah 'terbiasa' untuk membenci semua lelaki, sampai ia masih menunda  pernikahan di usianya yang sudah menginjak kepala dua. Jodoh yang orangtuanya kenalkan padanya, bernama Salwa. Seorang yang lurus dan luar biasa baik, yang membuat Amba merasa nyaman berada di dekat Salwa, tapi tak merasa cinta. Bertahun bersama Salwa, ia masih meragu untuk menikah dengannya sampai akhirnya mereka diharuskan berpisah sementara waktu karena Salwa di pindah tugas kan untuk menjadi dosen di Universitas Airlangga. Pada saat berpisah inilah Amba memutuskan untuk melamar pekerjaan sebagai penerjemah di sebuah rumah saki kecil di Kediri. Di tengah keadaan negeri yang carut marut, dan bentrokan telah terjadi dimana-mana, ia nekat, seorang diri untuk menuju Kediri.

Di Kediri inilah ia bertemu Bhisma Rashad, seorang dokter lulusan Jerman yang membuat Amba merasakan cinta yang sesungguhnya. Bhisma yang lulusan Jerman ini memiliki pandangan ekstrem kiri, yang cenderung terlihat sebagai bagian dari komunis. Kenyataan ini sedikit mengusik Amba. Sampai akhirnya mereka berpisah setelah mendatangi acara komunis di Universitas Res Publica, Yogyakarta. Sejak saat itu Amba dan Bhisma tak pernah bertemu lagi. Amba pun, yang merasa telah mengkhianati keluarganya dan Salwa, memutuskan untuk mengamankan diri ke Jakarta. Ia tak ingin keluarganya tahu bahwa ia sempat terlibat dengan pihak komunis, pihak yang paling di benci masyarakat di kala itu. Di Jakarta, ia membesarkan anaknya yang ia peroleh dari hubungannya dengan Bhisma, bersama Aldehard Eilers, seorang Amerika yang bersedia menjadi Ayah dari anak tersebut. Walaupun, Amba, masih terus mencintai Bhisma dalam hatinya. Berharap suatu saat mereka akan bertemu lagi.

41 tahun kemudian, sebuah email mengabarkan bahwa Bhisma Rashad telah meninggal di Pulau Buru, pulau untuk para tahanan politik. Email itu mengantarkan Amba ke Pulau Buru, menumpahkan segala kenangannya bersama surat-surat Bhisma yang ia temukan disana. Mengungkap tabir kematian Bhisma, seseorang yang menjadi kekasih Amba satu-satunya. Mengapa ia menghilang, dan siapa orang yang mengaku sebagai istri Bhisma tersebut.


Penokohan dan setting sejarah di novel ini sangat kuat. Bahkan saat saya membacanya, itu lebih terasa
seperti kisah nyata dibanding fiksi. Membaca ini membuat saya merasa ditarik ke masa-masa di mana PKI diburu. Dimana kekacauan terjadi di seluruh pelosok negeri. Novel ini adalah salah satu novel yang sangat di rekomendasikan untuk pecinta novel sejarah. Walaupun berlatar sejarah yang kuat, kalimat-kalimat pilihan Laksmi tetap mudah untuk di mengerti. Banyak hal menarik yang dapat diambil dari kisah ini. Salah satu hal yang paling menarik saya adalah penamaan tokoh dalam novel ini yang mengikuti penamaan tokoh-tokoh dalam pewayangan. Bahkan ceritanya pun dapat dibuat seolah nama-nama tersebut mengulang cerita dalam pewayangan. Amba, Bhisma dan Salwa. Amba adalah putri raja yang pada awalnya akan menjadi permaisuri Prabu Salwa. Namun ia akhirnya menyerah dan merelakan Amba kepada Bhisma, seseorang yang didukung oleh dewa-dewa. Sayangnya, Bhisma dan Amba pun tak ditakdirkan untuk bersama. Bhisma telah berjanji untuk tidak menikah. Amba dicampakkan. Dicampakkan oleh kedua pria yang pada awalnya mengejarnya.

Saya seolah merasakan bagaimana sakitnya menjadi Amba. Yang tiba-tiba berpisah dengan Bhisma dan tiba-tiba diberitahu bahwa Bhisma telah mangkat. Berpuluh tahun setelah perpisahan mereka.

Amba, novel yang sangat layak untuk dibaca.

Oriza utami

Love it. Live it

Freelance Writer

0 komentar:

Posting Komentar