Saya mungkin hanya dapat bersyukur pada Tuhan yang mempertemukan kita dengan cara-cara yang tak terduga. Mulai dari saya berumur 0 bulan sampai sekarang saya telah genap berumur 18 tahun 4 bulan 6 hari, banyak sekali kejadian-kejadian luar biasa yang telah digariskan untuk saya, untuk bertemu kalian. Saat saya duduk di taman kanak-kanak, saya termasuk anak manja, tapi saya ingat saya punya Mas Ali (sepupu saya) dan Tika (teman saya) yang selalu melindungi saya dengan cara-cara khas bocah ketika ada beberapa anak yang mengisengi saya. Saya ingat sekali, saya pernah diisengin oleh teman saya yang bernama Bayu. Kursi tempat saya akan duduk ditarik kebelakang, dan ayunan tempat saya bermain ia dorong sekencang-kencangnya sampai saya menangis sejadi-jadinya. Pun saya ingat bagaimana ia meminta maaf kepada saya ketika Bu Aisyah memarahinya setelah kejadian ayunan itu. Ah, lucu sekali rasanya ketika peristiwa yang sudah terjadi belasan tahun lalu masih diizinkan Tuhan untuk bercokol di ruang kecil di otak saya ini.
Lalu ketika saya beranjak ke Sekolah Dasar, saya masih termasuk anak yang manja. Saya masuk ke Sekolah Dasar ketika umur saya masih 4,5 tahun. Umur yang sangat belia dibandingkan dengan kawan-kawan saya yang kebanyakan sudah berumur 6 tahun. Kalau kalian ingin tahu mengapa saya masuk Sekolah Dasar sekecil itu, tanyakanlah pada Mas Ali dan Tika. Merekalah yang membuat saya mogok sekolah TK. Umur mereka saat itu memang sudah 6 tahun, sudah saatnya masuk SD. Sedangkan saya, terlalu penakut dan manja untuk sekolah TK tanpa mereka. Alhasil, ibu saya memasukkan saya ke SD, walaupun kenyataannya SD kami bertiga tak sama, malahan kalau sekarang saya pikir,saat itu saya bernasib sial harus satu SD lagi dengan Bayu.
6 tahun menempuh pendidikan di Sekolah Dasar,layaknya anak SD, saya mempunyai "geng", tak bernama memang, tapi saya punya Ita, Intan, Dias, Anggi, Putri, Alin. Kami semua adalah penggemar berat Harry Potter. Kami pernah bermain peran Harry Potter, lalu kami sempat bermusuhan karena semua anak dalam "geng" kami ingin menjadi si cantik dan cerdas, Hermione Granger. Untungnya, kami cepat-cepat berbaikan. Alin, adalah salah satu anak dalam "geng" kami yang paling kalem, paling pendiam, kontras sekali dibandingan dengan saya, Ita, dan Intan yang cerewet, Anggi yang tomboy, dan Dias yang iseng. Masa SD kami, kami akhiri dengan Ranking kami yang berurutan, mulai dari ranking 1 sampai 6. Intan, Putri, Saya, Alin, Dias, Anggi.
Di SMP, saya kembali bertemu teman-teman yang luar biasa. Ikut les tari, les musik, punya grup musik, PMR, Pramuka. Tak hanya teman, guru-guru saya di SMP pun luar biasa. Alm. Pak Hartoyo yang mengajar Bahasa Indonesia tapi malah bercerita wayang, Pak Makmuri yang sangat luar biasa mengajar kesenian dan lain-lain. Saat SMP saya bukan anak manja lagi. Teman saya kebanyakan laki-laki. Pun jika wanita, ia cenderung cuek dan tomboy. Herlambang, Ario, Fyan, Adi, Iza, Tika, Rina, Dewi, Yolanda, Anis, Osi, Ellen, Gea, Junelsa, Oni. Saya bahkan cenderung ceroboh saat SMP. Terjatuh di selokan, kecelakaan, lupa bawa topi saat upacara, jarang memakai sabuk, bermain kesawah tiap pulang les, mencoba membuat kue tapi gagal, pernah dihukum berlari keliling lapanga, mencabuti rumput pun saya pernah. Duh, masa SMP saya menyenangkan sekaligus mendebarkan. Oh ya, satu hal yang tak boleh terlupa dari masa SMP saya. Saya mulai diam-diam menaksir salah satu teman saya. Bukan teman yang saya sebutkan sebelumnya. Tapi teman yang tak pernah sempat saya berkenalan dengannya. Rasanya hanya berdebar tiap saya melihatnya. Sampai akhirnya, berkat teman-teman saya, saya hanya berhasil tahu namanya. Bisa dibilang cinta monyet pertama saya, gagal total. Lalu "Penaksiran" saya beralih selayaknya anak-anak lain, anak basket. Sekedar menaksir, sih. Seperti biasa, masa SMP saya diakhiri oleh sedikit kejadian terduga. Saat itu, ada kepingan kecil yang ternyata menjadi penunjuk jalan saya, menuju saya yang sekarang. Ajakan Yolanda dan jaket coklat.
SMA saya, jauh dari ekspektasi saya sebelumnya. Bahkan saya tak menyangka saya masuk ke SMA yang terletak di Kota. Jauh dari rumah saya. Semua berawal dari ajakan Yolanda, suatu siang, untuk iseng mendaftar di SMA Kota. Ternyata, saya pun tak menyangka saya diterima. Seingat saya, saya tak belajar saat keesokan harinya akan mengikuti test masuk. Mungkin saya memang sudah digariskan untuk masuk kesana. Di SMA, saya mulai mengerti perjuangan yang sesungguhnya. Belajar mati-matian. Melihat perjuangan kakak tingkat saya yang luar biasa, mengenal orang-orang yang luar biasa. Ah, masa SMA saya masa yang paling luar biasa. Saya sering mengalami kegagalan saat SMA. Tapi teman-teman saya, Lala, Hana, Coco, Bella, Ica, Septi, Ica 2, Ulli, Bang Husen, Bang Chilman, Hani, Lilian, Erlinda, Muthia, Nimas, dan banyak lagi yang tak mungkin saya sebutkan satu per satu disini dan dia selalu memberikan saya semangat, termasuk saat saya gagal masuk PTN melalui SNMPTN. Saat SNMPTN, saya sangat bersyukur memiliki teman-teman yang pantang menyerah. Beberapa teman saya memang sudah diterima melalui SNMPTN, bahkan Nimas, sang juara 1 paralel sekolah sudah diterima di ITB melalui jalur undangan, namun beberapa yang lain belum, termasuk saya. Alhamdulillah. Saya selalu diyakinkan bahwa Tuhan Maha Baik. Tuhan memang Maha Baik. Nimas dan Lala (ia juara 2 paralel SMA kami) dengan sukarela mau mengajari saya dan yang lain sampai benar-benar paham. Alhamdulillah, saya selalu punya teman yang mau berbagi ilmu. Sampai akhirnya saya resmi menjadi mahasiswi Teknik Industri Universitas Diponegoro.
Kehidupan kuliah saya, awalnya sangat biasa. Bahkan saya cenderung masih terbayang dengan impian saya sebelumnya. Kuliah di Depok. Namun, Tuhan memang Maha Baik. Saya mulai nyaman, bahkan sangat nyaman dengan keadaan sekeliling saya, mulai dari saya mengikuti Pers Mahasiswa Teknik, Momentum. Disitu saya bertemu orang-orang yang luar biasa pula. Disitu kami seperti keluarga. Tak ada senior junior. Kami terikat, bukan hanya karena label organisasi semata. Kami terikat, dari hati ke hati. Ririn, Audy, Jasman, Mas Rizal, Mas Mail, Mas Nuardi, Mas Bayu, Mas Jati, Mas Fary, Mas Indra, Naula, Nisa, Hilda, Mbak Hana, Mbak Afifah, Mbak Geoda, Mbak Aisyah, Mbak Riris, Mas Najib, Mas Wahyu, Maulana, Mas Randy, Mas Erik dan, duh masih banyak lagi. Disitulah saya mulai kembali menggilai dunia tulis menulis yang sempat saya tinggalkan. Mas Bayu dan Mas Fary yang paling jago merangkai kata (tumblr-nya recommended!). Kenal mereka sama saja kenal dengan perpustakaan berjalan. Masing-masing dari mereka hampir mempunyai koleksi buku atau minimal punya referensi buku bagus. Seiring sejalan dengan Momentum, saya juga memiliki teman yang luar biasa di Jurusan saya. Lenny, Pita, Dita, Aan, Audy, Daru, Dewi, Puput, Ema, Ayu. Masing-masing dari kami memiliki karakter yang berbeda. Tapi anehnya kami bisa mengerti satu sama lain. Kombinasi yang menurut saya luar biasa. Kesamaan dari kami mungkin hanya sama-sama suka menulis, itu pun hanya beberapa, tak semua. Tapi,bersama merekalah akhirnya kami punya mimpi, mendirikan komunitas sastra di Undip yang sekarang bernama Aksara. Entah saya harus menuliskan kata syukur di tulisan ini berapa kali lagi, yang jelas lagi-lagi saya bersyukur dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa di Aksara. Mereka yang berjiwa seni, mereka yang loyal, mereka yang selalu jadi penghibur, mereka yang jadi penyemangat saya untuk lebih mencintai tulisan, mereka yang membuat saya lebih mengerti mengenai perbedaan. Mereka itu, Adnan, Mul, Riki, Jeki, Astrid, Fakys, Maya, Falah, Galih, Nisa, Irtik plus teman-teman dekat saya.
Semoga kita selalu menjadi keluarga juga, ya, Aksaraers!
Mungkin sebenarnya masih banyak yang ingin saya ceritakan tentang kalian. Tapi tak perlulah, cukup nanti jika sempat akan saya ceritakan dengan bangga tentang kalian kepada anak-anak saya. Semoga anak-anak saya kelak akan menjadi luar biasa seperti kalian. Semoga kelak saya masih dapat bertemu kalian lagi, sepuluh bahkan lima puluh tahun lagi saat kita telah dengan rambut putih, gigi ompong, ingatan yang juga mulai renta, bercerita tentang keluarbiasaan masa muda kita.
0 komentar:
Posting Komentar