Nada

by 07.11 1 komentar
Belakangan saya sadar inspirasi terbsar saya masih sangat bersahaja. Sekedar dentingan piano dicampur sedikit sentuhan gesekan biola, lalu seperti Alice yang menemukan pintu menuju dunia ajaibnya, saya pun. Langsung, saya akan menemukan dunia ajaib saya sendiri di tengah iring-iringan suara musik klasik yang mendayu. Tak seberapa susah. Cukup bermodalkan ratusan instrumen yang telah saya simpan rapi di folder khusus dalam laptop saya.  Dunia kecil saya yang sangat ajaib tiba-tiba saja menjelma dengan indahnya di dalam otak saya. Segala penat mendadak hilang. Ya. Saya ternyata belum berubah. Sejak saya duduk di sekolah dasar sampai sekarang dunia kecil dalam alunan musik masih selalu setia menemani saya.
Lalu kenangan pun menyusul. Sesuai dengan nada-nada yang sedang saya dengarkan. Sampai sekarang saya masih takjub akan kolaborasi nada-nada dengan otak saya. Nada-nada seperti mengajak saya untuk berkelana jauh dalam dunia kecil di pejaman mata saya. Saya seperti diajak bermain dengan semesta.
Teori konspirasi semesta (?) Kemudian, saya diajak untuk berkelana menjauh dari segala beban yang sedang saya alami.

Bagi saya sangat sederhana, nada-nada tak berlirik justru membuat pendengarnya lebih bebas merasakan "rasa" dalam setiap alunan nadanya. Tak bertendensi. Bahkan banyak sekali instrumen-instrumen yang mencampur adukkan mayor minor dan alunan mulai dari adagio sampai allegro con brio. Seperti yang sudah pernah saya katakan di posting saya sebelumnya, setiap saya mendengarkan lagu, saya tetiba merasa banyak sekali perasaan-tak-bernama yang bermunculan.

Ah ya. Nada. Itulah mengapa saya sangat mencintai nada-nada yang tercipta. Itulah mengapa saya selalu mengagumi siapa pun yang ahli membuat nada-nada sederhana tapi tetap syahdu.

Itulah mengapa saya selalu mencintai kalian, yang selalu menyemarakkan dunia kecil saya dengan kenangan-kenangan luar biasa. Dan itulah mengapa saya merasa saya akan selalu mencintai kamu yang belakangan ini membuat dunia kecil didalam iringan nada saya semakin ajaib dan menyenangkan.

Oriza utami

Love it. Live it

Freelance Writer

1 komentar: