Laki-lakinya, lebih suka membenamkan diri pada dunia kaku, Politik, Ekonomi dan berbagai macam hal yang sama sekali tak disukai oleh si Perempuan. Ia lebih tahan berdiskusi, berdebat, membicarakan hal-hal berdasarkan sesuatu yang pernah dibacanya. Ia lebih suka membaca buku tanpa ada unsur fiksi sedikitpun, dan ia tak tahu-menahu tentang alunan lagu ataupun lukisan.
Mereka sama sekali tak sama, mereka hanya dipertemukan oleh sebuah konspirasi semesta yang biasa disebut takdir. Mereka dipertemukan di sebuah bangunan kecil, beralaskan canda tawa, beratapkan cita-cita setinggi langit, di sebuah kota kecil.
"Apakah kau sadar kalau kita sangat berbeda? Tak ada satu hal pun dari kita yang sama."
"Aku sadar, tapi bukankah perbedaan itu lebih indah bila dapat saling mengisi satu sama lain?"
"Ya. Tapi apakah kau tak pernah merasa terganggu dengan perbedaan itu?"
"Tidak. Yang aku tahu, selama bersamamu, perbedaan itu akan menjadi indah, bahkan saling melengkapi bagian yang kurang. Buktinya bertahun-tahun kita tetap bersama"
Perempuan itu menghela nafas pelan. Lalu merebahkan tubuhnya di hamparan rerumputan yang masih basah karena embun pagi. Laki-laki itu terdiam menatap Perempuan sejenak, lalu kembali menatap hamparan pahatan Semesta di hadapannya.
Lalu mereka berdua tersenyum.
Sejak hari itu, Perbedaan diantara keduanya tak akan pernah lagi mengusik kebersamaan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar